Menunggu Timnas Sesungguhnya

Luis Manuel Blanco, pelatih Timnas senior. (gambar: Antara)

Luis Manuel Blanco resmi ditunjuk menjadi suksesor Nil Maizar sebagai pelatih kepala Timnas senior beberapa waktu lalu. Lolos ke putaran final Piala Asia 2015 di Australia dan juara Piala AFF 2014 menjadi target utama pelatih asal Argentina ini, namun bagaimana peluang Blanco meraih sukses di Indonesia?

Kekalahan tipis 1-0 saat bertandang ke stadion Al Rashid Dubai membuat Indonesia berada di posisi juru kunci Grup C kualifikasi Piala Asia 2015 dengan poin nol, sedangkan Arab Saudi berada di puncak kelasemen disusul Irak di posisi kedua dan China di posisi ketiga. Laga Indonesia vs Arab Saudi 23 Maret mendatang dipastikan akan berjalan dengan menarik, hal ini tidak lepas dari kembalinya pemain-pemain dari ISL yang selama ini mendapat larangan dari klub-klub tempat mereka bermain.

Meredanya konflik antara PSSI-KPSI membawa angin segar bagi persepakbolaan Indonesia, khususnya bagi Timnas. Bagaimana tidak, Timnas yang selama ini disebut berisi pemain-pemain kurang berpengalaman telah menjadi bulan-bulanan tim lawan, kalah 10-0 dari Bahrain, 5-0 dari Yordania dan puncaknya kalah 2-0 dari Malaysia di Piala AFF 2012 menjadi bukti sahih.

Maka tak heran kembalinya pemain-pemain langganan Timnas semacam Ahmad Bustomi, Boaz Solossa, Firman Utina, ditambah sudah bebasnya Diego Michiels dan kemungkinan bermainnya duo debutan naturalisasi, Sergio van Dijk dan Stefano Lilipaly menjadi daya tarik tersendiri. Diharapkan pemain-pemain terbaik yang dimiliki Indonesia dapat bermain saat Timnas bersua Arab Saudi, setelah adanya titik terang rekonsiliasi yang selama ini selalu deadlock

Diposisi pelatih kepala sendiri dipercayakan kepada Luis Manuel Blanco untuk melatih Timnas dalam jangka waktu dua tahun kedepan. Blanco diharapkan dapat menaikkan prestasi Timnas yang saat ini sedang jeblok. "Pemain harus menjelma menjadi seekor singa yang kelaparan, lapar akan kemenangan," kata Blanco. Blanco juga menjanjikan bahwa Timnas akan bermain seperti tim-tim Eropa.

Selain memberikan pelatihan layaknya tim-tim Eropa dan Amerika Latin, Blanco juga akan memberikan pelatihan disiplin kepada pemain-pemainnya, "Saya akan membuat sebuah sistem dengan tingkat disiplin tinggi, karena segala cerminan disiplin yang dilakukan seorang pemain di luar lapangan pada akhirnya akan dibawa ke dalam pertandingan," lanjut Blanco.

Blanco yang ditunjuk oleh Ketua Umum PSSI Djohar Arifin untuk menangani Timnas menggantikan Nil Maizar sejak 7 Februari tersebut akan membawahi beberapa pemain yang dipanggil BTN, diantaranya Kurnia Meiga, M. Robby, Diego Michiels, Irfan Bachdim, Andik Vermansyah, Tantan, dan lain-lain.

Dengan nama-nama pemain diatas, saya yakin Timnas dibawah Blanco bisa berbicara dikancah sepakbola Asia apalagi ASEAN, setidaknya masuk Final AFF atau lolos dari grup Piala Asia masih dimungkinkan. Mengingat nama-nama diatas adalah putra-putra terbaik negeri seperti Boaz, Ahmad Bustomi, Stefano Lilipaly, Diego Michiels, Raphael Maitimo, dan sebagainya.

Demikian pula dengan strategi yang akan diterapkan oleh Blanco, dengan latar belakangnya sebagai pelatih dan mantan pemain dari Argentina diyakini permainan para penggawa Timnas tak beda jauh dengan Boca Junior atau Messi cs. yang memperagakan sepakbola Joga Bonito 'ala tim-tim Amerika Latin.

Menarik untuk ditunggu bagaimana permainan Timnas sekembalinya pemain-pemain dari ISL, pun demikian dengan strategi coach Blanco yang diharapkan akan memberi perubahan di tubuh Timnas.

In Blanco we trust!

Follow twitter: @canpratama


Garuda Kembali Berduka

Supporter setia Timnas Indonesia saat di Bukit Jalil. (goal.com)
Wajah persepakbolaan Indonesia bertambah buruk, setidaknya bagi saya dan sebagian pecinta sepakbola nasional. Betapa tidak, dualisme yang terjadi saja sudah cukup membuat malu, terlebih lagi prestasi yang tak kunjung datang. Sekarang kita benar-benar mempermalukan diri sendiri setelah kepergian Diego Mendieta yang meninggalkan berjuta kisah pilu Liga Indonesia.

Indonesia bukan lagi Macan Asia, kurang lebih begitulah yang terlihat. Sempat jadi Macan Asia dan menjadi wakil Asia pertama di Piala Dunia 1938 di Perancis, Indonesia kini bak Macan tambun yang tak dapat berbuat banyak. Jangan marah bila saya umpamakan seperti itu, anda lihat sendiri bukti nyatanya. Jangan sok suci, saya juga pecinta sepakbola Indonesia, tapi apa yang terjadi jangan ditutup-tutupi. Beginilah sepakbola kita, baik buruknya semua kita ungkap, supaya jadi pelajaran untuk kedepan.

Timnas kita sedang dilanda kisruh tak berkesudahan dan entah sampai kapan baru selesai. Dualisme ibarat penyakit kanker yang telah menaun di tubuh persekabolaan kita. Ditambah komplikasi penyakit-penyakit lain seperti penunggakan gaji pemain serta prestasi yang tak kunjung datang menambah daftar penjang penyakit sepakbola kita yang lama kelamaan akan semakin menjalar ke hal yang tak diinginkan, di ban oleh FIFA.

Andik dan Rasyid melakukan selebrasi. (goal.com)
Jika itu terjadi maka persepakbolaan kita akan 'Mati Suri', untuk berapa lama saya juga tak tahu pasti. Tapi jika berkaca dari ban yang pernah diberikan kepada Brunei Darussalam dan Nigeria yang dibekukan selama dua tahun, maka kemungkinan PSSI juga akan di ban kurang lebih selama itu. Namun permasalahannya berbeda, Brunei dan Nigeria dibekukan karena campur tangan pemerintah ditubuh organisasi sepakbola mereka, tak seperti dualisme yang terjadi di sepakbola kita.

Entahlah, semua kembali ke tangan bapak-bapak di Joint Committee yang diberi mandat mengharmonisasikan PSSI dan KPSI. Jadi atau tidaknya PSSI di ban oleh FIFA yang pasti jika itu terjadi akan melumpuhkan semua aspek sepakbola nasional, dari liga, kurangnya minat pemain asing, sampai Timnas kita yang tak dapat berpartisipasi di AFF Cup, kualifikasi Piala Asia, dan pertandingan internasional lainnya termasuk laga persahabatan.

Jelas ini akan merugikan keduabelah pihak, baik PSSI dan KPSI. Jadi apa untungnya dualisme? Entahlah, lagi-lagi saya tak bisa jawab. Hanya bapak-bapak disana yang bisa.


Prestasi Menjauh
Indonesia untuk kedua kalinya gagal lolos fase grup AFF Cup 2012, kali ini lebih 'spesial' karena bermain di Bukit Jalil dan harus kalah dari empunya rumah, sekaligus musuh bebuyutan, Malaysia.

Kembali, kita dihadapkan pada kegalauan karena lagi-lagi Timnas harus kalah dari Malaysia. Padahal dipertandingan sebelumnya Timnas berhasil mematahkan kutukan 16 tahun, menang atas Singapura. Walaupun dipertandingan pertama fase grup kita kembali mematahkan sejarah, bermain imbang dengan tim satu level dibawah kita, yang sering kita jadikan lumbung gol, Laos.

Tapi jangan sampai dukungan untuk Timnas berkurang, karena mereka tak membawa nama Djohar Arifin atau La Nyalla, tetapi Indonesia dengan lambang Garuda di dada!

Andik dan Raphael Maitimo saat latihan Timnas. (jpnn)
Terlepas dari itu semua, tak elok kiranya kita masih menyalahkan pemain dan pelatih. Karena kesalahan terbesar bobroknya kualitas sepakbola maupun Timnas adalah milik PSSI dan KPSI. Maaf buat pendukung PSSI dan KPSI, tapi itulah yang saya lihat.

Mungkin sebagian mengatakan bahwa PSSI yang benar dan sebagian lagi KPSI yang benar, tentu kita dapat berdebat tentang ini sepanjang malam tapi bukan itu yang kita cari. Penyelesaian dan persatuanlah yang terpenting demi kemajuan sepakbola kita.

Berkali-kali saya bilang di postingan-postingan sebelumnya, bahwa dualisme tak menghasilkan apapun bahkan merosotnya prestasi. Apa sih susahnya musyawarah dan gotong royong? Joint Committee dibuat untuk itu, jika tak dimanfaatkan maka kerugian bagi kita semua.

KPSI menginginkan Alfred Riedl jadi pelatih kepala, PSSI ingin Nil Maizar. PSSI ingin 24 klub, KPSI ingin 18. Mengapa masih diperdebatkan? Lalu, apa fungsi Joint Committee, pak?


Duka Diego Mendieta, duka kita semua
Satu lagi pemain jadi korban dualisme sepakbola kita, kali ini bukan pemain Timnas yang jadi korban, melainkan Diego Mendieta. Mantan pemain Persis Solo berpaspor Paraguay itu meninggal lantaran penyakit yang dideritanya, pasalnya bukan itu masalah utamanya. Pemain bernomor punggun 33 di Persis Solo itu tak dapat berobat lantaran gaji yang belum dibayarkan oleh klub, miris sekali.

Diego Mendieta. (super soccer)
Jujur, saya sedih mendengarnya. Walaupun bukan pendukung Persis Solo tapi saya turut bersedih, sangat sangat bersedih. Bukan karena kasus ini menambah buruk citra sepakbola kita, tapi karena seorang pemain sepakbola luar negeri yang mencari nafkah di Indonesia meninggal karena masalah penunggakan gaji.

Miris. Apa lagi setelah mendengar bahwa mendiang Diego Mendieta memiliki seorang istri dan tiga orang anak. Apa yang akan kita katakan kepada mereka? Sang tulang punggung keluarga telah tiada, meninggal di negeri orang karena tak dapat berobat sebab gaji belum dibayar.

Saya malu, sebagai warga negara Indonesia harus saya katakan demikian. Andai saja... Ah, sudahlah. Diego Mendieta telah tiada, tak patut lagi kita berandai-andai menyelamatkan beliau. Semua telah berlalu, kawan.

Jangan sampai ada pemain-pemain lain yang gajinya baru dilunasi setelah berjuang dengan penyakit lalu meninggal. Cukuplah, cukup Diego saja. Jangan ditambah pemain lain.

Bayar saja gajinya yang ditunggak selama berbulan-bulan itu, ditambah uang pesangon dan jika klub merasa bersalah berilah tambahan untuk keluarga di Paraguay sana. Mereka tak lagi punya tulang punggung, bagaimana jika itu terjadi kepada kita? Seharusnya pihak terkait lebih peka.

Semoga saja, saya harap demikian. Dan jangan lupa permohonan maaf kepada keluarga, federasi maupun negara Paraguay, karena kita tak dapat menjaga warga negaranya dengan baik.

Diego Mendieta, lahir Paraguay, 13 Juni 1980. Meninggal Solo, Indonesia 3 Desember 2012.
Selamat jalan, Diego.

Diego Mendieta melakukan selebrasi usai mencetak gol
saat berkostum Persis Solo. (super soccer)



Follow twitter: @canpratama

Garuda, Kami Bersamamu!

Pemain Timnas terlihat kecewa hanya bermain imbang kontra Laos. (Viva.co.id)

Menang ataupun kalah, gagal lolos fase grup atau jadi runner-up tak jadi masalah, setidaknya bagi saya. Lakukanlah, Garuda. Lakukan yang terbaik untuk bangsa dan negara. Apapun hasilnya, kami selalu ada untuk mendukungmu!

Hasil kurang mengembirakan didapat Timnas kala berjumpa Laos pada matchday 1 Grup B AFF Cup 2012, Indonesia hanya bermain imbang 2-2 dari Laos. Bahkan Timnas sempat tertinggal dua kali dari Laos, pertama saat kiper Endra Pras di kartu merah setelah dianggap melakukan pelanggaran atas Vilayout Sayyabounsou di kotak terlarang dan penalti diberikan untuk Laos, Khampheng Sayavutthi berhasil melakukan tugasnya dengan baik. Indonesia 0, Laos 1.

Beruntung Indonesia memiliki Raphael Maitimo, pemain kelahiran Rotterdam, Belanda ini berhasil menyamakan kedudukan pada menit ke-43 melalui heading sempurna tepat ke jala gawang Laos. Indonesia 1, Laos 1. Indonesia kembali dikejutkan oleh Laos, pada menit ke-79 Laos berhasil unggul kembali melalui Keoviengphet Liththideth, pemain Ezra FC itu berhasil mengecoh lini belakang Indonesia. Indonesia tertinggal 1-2 sampai di menit 89, pemain pengganti Vendry Mofu berhasil menyelamatkan muka Indonesia setelah bola rebound hasil tendangan Andik berhasil dimasukkan kedalam gawang Laos. Sampai peluit panjang dibunyikan skor imbang 2-2, Indonesia harus puas berbagi angka dengan Laos, tim yang mereka kalahkan 6-0 dua tahun lalu itu.

Raphael Maitimo melakukan selebrasi
 usai membobol gawang Laos. (Google.co.id)


Dukung aja kok repot?
Huh, hasil buruk ya? Kecewa? Ya, begitu pula saya. Sama seperti anda yang menginginkan Timnas kita bermain apik dan memetik kemenangan. Walau hasil di matchday 1 kurang memuaskan bukan berarti kita harus berhenti mendukung Timnas di pertandingan selanjutnya. Justru dukungan dan doa kita dibutuhkan oleh mereka yang berjuang atas nama bangsa dan negara. Bukan main-main, mereka membawa lambang Garuda di dada. Lambang yang berisi ideologi bangsa kita, Pancasila. Bukankah seharusnya kita mendukung mereka?


Perjuangan Timnas di ajang AFF kali ini memang tak mudah, dituntut juara dengan materi pemain yang kurang jam terbang, ditambah pemain cedera dan hukuman larangan bermain membuat semua terasa semakin sulit. Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula, kata orang Indonesia. Saya pribadi tetap optimis, selalu optimis terhadap peluang Timnas. Walaupun tak sedikit yang mencibir Timnas karena permaian yang bisa dibilang buruk karena tak sesuai harapan. Saya pribadi menganggap supporter sejati Timnas seharusnya mendukung Timnas dimanapun dan kapanpun, serta walau di isi pemain dari kompetisi manapun. Setuju?

Saya juga kecewa dengan hasil buruk yang didapat Timnas semenjak era Djohar Arifin, kalah 10-0 dari Bahrain, menang tipis atas Timor Leste, dan yang terbaru bermain imbang 2-2 atas tim yang sering kita jadikan lumbung gol, Laos.

Saya pun mengerti perasaan orang-orang yang menghina dan menghujat Timnas.
Tapi, tak bisakah anda-anda mendukung saja? Bukankah tak sulit mendukung dan mendoakan?

Bukan bermaksud sok tahu atau sok nasionalis, tapi mendukung Timnas adalah sama wajibnya dengan mempertahankan martabat bangsa, menurut saya. Itu keputusan final yang tak dapat diganggu gugat, kehormatan dan martabat bangsa!

Mendukung Timnas PSSI yang resmi diakui oleh FIFA dan AFC bukan berarti mendukung kebijakan-kebijakan kontroversi Djohar Arifin dkk. Tidak, tidak sama sekali! Saya masih berpikir, kok bisa masih ada supporter yang mendukung pihak tertentu? Bukankah PSSI didirikan demi persatuan? Itu cita-cita pendiri PSSI, pak Soeratin.

Saya tidak ingin menempatkan diri saya, apalagi tulisan saya sebagai dukungan kepada pihak-pihak tertentu. Kita tahu masalah dualisme ini membuat sepakbola kita tidak lagi sehat. Dan mau tak mau kita harus kembali pada dasar jati diri bangsa, yaitu Gotong royong dan Musyawarah. Jangan sampai kita lupa siapa diri kita!

PSSI pimpinan Djohar Arifin dan KPSI pimpinan La Nyalla bisa menjadikan sepakbola Indonesia lebih berkembang. Contohnya saja begini, PSSI Djohar ingin membangun liga yang bersih dan tanpa bantuan APBD, ini bagus bila di sokong oleh pihak La Nyalla. Sedangkan KPSI La Nyalla memiliki liga dan pemain berpengalaman. Bila ini terjadi, Indonesia dapat memiliki liga yang terstruktur dan bersih serta pemain yang berkualitas pula di setiap jenjang Timnas maupun klub. Intinya Gotong royong dan Musyawarah, itu!

Greg Nwokolo (kiri) dan Victor Igbonefo (11).
Dua pemain naturalisasi asal Nigeria. (Google.co.id)

Tapi saya tak ingin berandai-andai terlalu jauh. Saya juga tak ingin berandai-andai para pemain-pemain bertalenta macam Boas, Syamsir Alam, Ahmad Bustomi, Tibo bisa bersanding dengan Okto, Andik, Irfan Bachdim, Rasyid. Serta pemain naturalisasi macam Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Diego Michiels, Raphael Maitimo dan Stefano Lilipaly dan pemain-pemain bertalenta lain.

Karena saya dan anda-anda semua dan juga para pemain pasti menginginkan langkah konkret persatuan di tubuh PSSI, bukan cuma wacana dan wacana yang selalu berakhir pada deadlock!

Ya, dualisme sedang terjadi. Ya, Timnas kita ada dua, satu bentukan PSSI dan satunya bentukan KPSI. Ya, pemain kita tak sepenuhnya berpengalaman. So what? Dukung aja kok repot?




Follow twitter: @canpratama

Badai di Tubuh Garuda

Hasil minor yang didapat Timnas saat perjumpa Laos di pertandingan perdana Grup B AFF Suzuki Cup mematahkan semua prediksi yang beredar sebelum pertandingan dimulai. Sebelumnya Indonesia diprediksi akan dengan mudah menumbangkan Laos dengan skor besar, nyatanya tak semudah itu.


Andik Vermansyah melewati pemain belakang Laos. (Goal.com)

Pertandingan perdana Timnas tak semulus yang diperkirakan banyak orang. Bagaimana tidak, sebelumnya Indonesia selalu menang atas Laos dengan skor telak. Bahkan prediksi Rio Ferdinand pun terpatahkan, di akun twitter pribadinya @rioferdy5 pemain belakang andalan Manchester United itu memprediksi Indonesia menang mudah atas Laos dengan skor 5-0. Tapi apa daya, Rio bukanlah Paul si Octopus yang tenar setelah beberapa prediksinya di Piala Dunia 2010 lalu berhasil terbukti.

Prediksi Rio Ferdinand yang tak terbukti. (Koleksi Pribadi)

Di AFF Cup edisi 2012 ini Laos berhasil menahan imbang Indonesia, sang juara tanpa mahkota. Ini memperlihatkan bahwa kekuatan seluruh tim di ASEAN mulai merata. Mulai dari Filipina yang menjelma menjadi salah satu kekuatan sepakbola ASEAN, lalu ada Timor Leste yang mulai membangun sepakbola-nya dengan pemain naturalisasi dari Brazil dan Portugal, lalu ada Brunei yang menjuarai Hassanal Bolkiah Trophy di awal tahun ini mengalahkan Indonesia dipartai puncak. Tren ini jelas menunjukkan ketiga tim lemah diatas mulai membangun kekuatan sepakbola mereka, sebagian dengan pemain keturunan, kecuali Brunei yang menggunakan talenta lokal.

Kini muncul pula Laos yang berhasil menahan imbang Indonesia 2-2 di partai pembuka Grup B, walaupun tak bisa kita kesampingkan bahwa Indonesia kini turun tidak dengan komposisi terbaik mereka karena kisruh sepakbola yang entah kapan berakhir. 

Raphael Maitimo melakukan selebrasi setelah
mencetak gol ke gawang Laos. (Goal.com)

Kini Indonesia harus melupakan hasil 'buruk' di laga pembuka, seperti kata Bepe bahwa partai pembuka tak pernah mudah. Indonesia harus segera menemukan solusi didalam krisis, ya, karena selanjutnya Indonesia akan melawan tiga kali juara AFF Cup yaitu Singapura tiga hari lagi (28/11) dan Malaysia 1 Desember mendatang. Memang tak mudah disaat kondisi tak kondusif seperti sekarang coach Nil dituntut menampilkan permainan terbaik, tentu Indonesia tak mau kejadian pada 2007 terulang kembali. Saat itu Timnas gagal lolos dari fase grup karena kalah selisih gol dari Singapura dan Vietnam yang sama-sama meraih poin 5, dan Singapura menjadi juara grup. Di laga pertama saat itu Indonesia juga bertemu Laos di partai pembuka, Indonesia menang 3-1.

Badai masalah yang menerpa skuad Garuda benar-benar membuat pekerjaan coach Nil Maizar menjadi lebih sulit, bagaimana tidak, pemain ISL yang dipanggil sempat dilarang klub tempat mereka mencari nafkah untuk bergabung bersama Timnas, walau diakhir2 keberangkatan Timnas ke Malaysia pemain-pemain ISL yang dipanggil sudah diperbolehkan bergabung. Tapi apa daya, skuad telah terbentuk, tak mungkin menyingkirkan pemain yang telah lama berlatih dengan pemain yang bahkan belum klop dengan intruksi pelatih. 

Diego Michiels (Okezone.com)
Kemudian kasus pemukulan yang diduga dilakukan oleh Diego Michiels membuat bek kiri kelahiran Deventer, Belanda itu tak dapat membela Merah Putih di ajang AFF Cup kali ini. Berarti Diego belum pernah sekalipun memperkuat Indonesia di ajang AFF Cup.

Sehari berselang setelah tiba di KL Timnas kembali diterpa badai, Jhonny van Beukering dan Okto Maniani menderita cedera ringan saat latihan. Meski begitu Okto dapat bertanding karena cedera yang dialaminya tak begitu serius. Jhon van Beukering malah tak diturunkan oleh coach Nil pada pertandingan perdana lawan Laos malam tadi (25/11), mungkinkah cedera JVB begitu parah? 

Selanjutnya badai masih belum selesai menerpa Timnas, kali ini tak ada pemain yang ditangkap polisi atau cedera. Kali ini Endra Prasetya, kiper utama Timnas yang menjadi 'tumbal'. Sebetulnya Endra sempat bermain apik sebelum wasit Lam Ng Kai‎ mengusirnya pada menit ke-26, kini Indonesia hanya menyisakan satu kiper, Wahyu Tri Nugroho. Pertanyaannya, masihkah badai masalah menerpa Timnas? Atau badai telah berlalu dan Dewi Fortuna kini menghamipiri? Semoga saja.


Follow twitter: @canpratama

Ayo, Bersahabat Dengan Badak Jawa!

Badak Jawa atau biasa disebut Badak Bercula Satu (Rhinoceros sondaicus) adalah salah satu spesies badak yang sangat langka dan termasuk dalam kategori Critically Endangered atau kategori terancam punah. Badak Jawa kini hanya ada di daerah Jawa, dan kini populasinya tak lebih dari 50 ekor saja di Taman Nasional Ujung Kulon yang terletak di provinsi Banten (dulu termasuk provinsi Jawa Barat).

Populasi Badak Jawa atau Badak Bercula Satu ini mulai berkurang sejak maraknya perburuan untuk diambil culanya, yang sangat berharga pada pengobatan tradisional Tiongkok, dengan harga sebesar $30.000 per kilogram di pasar gelap. Berkurangnya populasi badak ini juga disebabkan karena kehilangan habitat aslinya, yang mulai tergusur oleh adanya pembangunan diwilayah populasi yang tidak dibarengi dengan kesadaran akan populasi Badak Bercula Satu yang hampir punah tersebut.


Gambar 1 — Foto Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus). (sumber: WWF Indonesia)

Maka, disinilah peran kita sebagai orang-orang yang peduli untuk men-Dukung Pelestarian Badak Jawa. Jika tidak, maka diperkirakan dalam 50 tahun kedepan anak cucu kita kelak hanya bisa melihat Badak Jawa dari foto dan rekaman video saja. Miris sekali bukan?

Berikut beberapa informasi yang saya dapat dari situs WWF Indonesia tentang Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus):

Populasi dan Distribusi Badak Jawa
Badak Jawa pernah hidup di hampir semua gunung-gunung di Jawa Barat, diantaranya berada hingga diatas ketinggian 3000 meter diatas permukaan laut. Pada tahun 1960-an, diperkirakan sekitar 20 sd 30 ekor badak saja tersisa di TN Ujung Kulon. Populasinya meningkat hingga dua kali lipat pada tahun 1967 hingga 1978 setelah upaya perlindungan dilakukan dengan ketat, sebagian dilakukan dengan dukungan dari WWF-Indonesia. Sejak akhir tahun 1970-an, jumlah populasi Badak Jawa tampaknya stabil. WWF-Indonesia memperkirakan populasi Badak Jawa di Ujung Kulon berada dalam kisaran 29 - 47 individu dengan nilai rata-rata 32 ekor (data tahun 2009-2010) yang kemudian dilanjutkan oleh Balai Taman Nasional Ujung Kulon (BTNUK) di tahun 2011 dengan, informasi perkiraan populasi Badak Jawa pada bulan Feb-Nov 2011, jumlah populasi perkiraan 35 individu, hasil dari kamera jebak yang telah teridentifikasi terdiri dari 22 individu Jantan, 13 Individu Betina dan 4 individu anak Badak terdiri dari 3 Jantan dan 1 Betina.


Gambar 2 — Peta persebaran Badak Jawa. (sumber: Wikipedia)

Ciri-ciri Fisik Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus)
●Umumnya memiliki warna tubuh abu-abu kehitam-hitaman.
●Hanya memiliki satu cula, dengan panjang sekitar 25 cm namun ada kemungkinan tidak tumbuh atau sangat kecil sekali pada betina.
●Berat badan seekor Badak Jawa dapat mencapai 900 - 2300 kg dengan panjang tubuh sekitar 2 - 4 m.
●Tingginya bisa mencapai hampir 1,7 m.
●Kulitnya memiliki semacam lipatan sehingga tampak seperti memakai tameng baja.
●Memiliki rupa mirip dengan badak India namun tubuh dan kepalanya lebih kecil dengan jumlah lipatan lebih sedikit.
●Bibir atas lebih menonjol sehingga bisa digunakan untuk meraih makanan dan memasukannya ke dalam mulut.
●Badak termasuk jenis pemalu dan soliter (penyendiri).


Dengan men-Dukung Pelestarian Badak Jawa berarti kita juga mendukung pelestarian fauna asli Indonesia, karena populasinya kini hanya ada di Indonesia, tepatnya di Taman Nasional Ujung Kulon.


Badak Jawa (Rhinoceros sondaicus) dulu pernah menjadi badak yang tersebar di Asia, meskipun namanya Badak Jawa tapi dahulu populasinya tidak hanya sebatas di daerah Jawa saja. Di seluruh Asia Tenggara, India dan Tiongkok juga pernah jadi populasi Badak Jawa, tapi kini Badak Jawa hanya ada di Indonesia, yaitu Taman Nasional Ujung Kulon.

Sangat disayangkan jika populasi hewan langka yang satu ini menjadi musnah, berarti bertambah satu lagi spesies hewan yang telah punah dimuka bumi ini. Semoga hal ini tidak akan pernah terjadi. Ayo, bersahabat dengan Badak Jawa. Mari Dukung Pelestarian Badak Jawa.

Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.



Sentuhan Emas RD


Coach Rahmad Darmawan
Strategi demi strategi dikeluarin coach RD selama melatih U-23 ini, permainan Garuda Muda jadi lebih berkambang dibanding sebelumnya. Coach RD berhasil menyatukan beberapa karakter pemain menjadi satu kekuatan tim yang solid, saya rasa coach RD sudah sukses melatih timnas U-23 walaupun belum pada turnamen-turnamen besar sekelas AFF.

Sentuhan RD bisa dibilang sentuhan emas, kenapa saya bilang begitu? Jawabannya bisa anda liat sendiri diajang SEA Games ini. Timnas bermain baik bukan semata karena skill individu pemain, tapi juga peran sang manager tim, Rahmad Darmawan. Coach RD lah yang menyatukan kekuatan individu pemain menjadi kekuatan tim, dan ini tidak mudah. Karena kegagalan pernah dialami para pelatih luar maupun dalam negeri, contohnya saja Wim Rijsbergen, Peter White, atau Benny Dolo alias Bendol. Para pelatih ini tidak dapat menyatukan irama permainan para pemain, dan poin plus yang dimiliki coach RD adalah pengetahuannya dalam bidang sepak bola tanah air.

Coach RD adalah salah satu pelatih yang sudah malang-melintang di klub tanah air dan memberikan kesuksesan bagi tim yang dilatihnya, Persipura dan Sriwijaya pernah merasakan sentuhan emas coach RD. Ini membuktikan coach RD adalah pelatih yang tepat untuk timnas, bukan pelatih asing. Okelah bisa kita bilang Alfred Riedl pelatih yang bagus, tapi apakah dia tahu bagaimana menyatukan beberapa karakter pemain Indonesia? Mereka pelatih asing, saya rasa tidak tahu apa-apa tentang tanah air kita. Ayo, Indonesia Bisa!

Kalah, yang penting lolos semi-final
Timnas U-23 kita baru aja kalah 0-1 dari Malaysia tadi malam di GBK (17/11) di laga pamungkas Grup A, namun semangat para pendukung dan harapan gak pupus sampai disitu aja. Ada harapan besar di pundak coach RD dan para pemain Timnas U-23, harapan akan gelar sepak bola. Indonesia bisa saja meraih gelar juara umum SEA Games 2011, tapi terasa tak lengkap bila tanpa emas dari cabang sepak bola.

Sepak bola adalah olahraga favorit di Indonesia selain Badminton, tak heran euforia pendukung begitu besar. Apa lagis setelah Timnas U-23 berhasil menang 3 kali berturut-turut di fase Grup A SEA Games 2011. Di laga ke-4 melawan Malaysia, Indonesia harus menelan kekalahan pertamanya di SEA Games ini, Indonesia menyerah 0-1 atas Harimau Malaya. Namun itu bukanlah malasah besar, kita telah lolos dari Grup A walaupun sebagai runner-up, dan berhak mendapatkan tiket Semi-final dan melawan Vietnam--salah satu tim kuat ASEAN-- yang notabene juara Grup B.

Kalah, namun kami tetap mendukungmu Garuda Muda. Coach RD pasti punya alasan sendiri karena tidak menurunkan skuad terbaiknya malam kemarin, RD punya strategi untuk laga Semi-final. Siapapun lawannya tidaklah penting, yang lolos ke Semi-final adalah yang terbaik dimasing-masing grup. Siapapun lawan Indonesia, baik itu Vietnam atau Myanmar tetaplah yang terkuat di Grup B.

Yang penting stamina pemain inti tetap terjaga, saya rasa ini adalah keputusan terbaik yang diambil coach RD. Mengistirahatkan Patrich Wanggai, Kurnia Meiga, Okto, Diego Michiels, Abdul Rahman, Egi Melgiansyah, maupun Andik Vermansyah adalah tepat. Beberapa dari mereka telah mendapat kartu kuning dilaga sebelumnya, contohnya Patrich Wanggai.


Menurunkan mereka adalah sebuah perjudian, mereka bisa saja
terkena kartu kuning lagi atau mungkin kartu merah yang berarti pemain yang telah dikartu merah oleh wasit sebelumnya akan mendapat akumulasi kartu dan tak dapat bermain di laga penting Semi-final, terlebih mereka adalah pemain inti skuad Garuda Muda, misalnya Patrich Wanggai atau Abdul Rahman. Mereka adalah nyawa tim, permainan mereka sangat baik di pososi masing-masing, sehingga resiko kehilangan mereka dihindari coach RD, sekecil apapun resiko itu.

Redam Emosi
Saya liat permainan timnas jadi lebih berkembang dari sebelumnya walaupun masalah emosi pemain masih jadi kendala di Timnas. Saat pertandingan vs Malaysia barusan, beberapa pemain memang terlihat emosional, terutama Diego yang saya lihat selama ini cukup tempramental terhadap musuh, yaa mungkin karena masih muda jadi emosi mereka masih labil dan sulit dikontrol.

Masalah emosi ternyata harus dibayar mahal dengan dikartu kuningnya Diego, padahal coach RD telah menginstruksikan kepada para pemain agar menjaga emosi, jangan terpancing permainan lawan atau resiko kartu kuning yang di dapat.

Raihlah Emas Dengan Tangan Emas
'Raihlah Emas dengan Parmainan Emas', maksud saya adalah meraih kesuksesan dengan permainan baik dan sportif. Dengan materi pemain yang ada sekarang ditambah dengan tangan emas coach RD, saya kira semua lawan bukanlah masalah. Hanya emosi yang harus di bendung oleh pemain, jangan terpancing provokasi lawan maka Indonesia akan disegani di Asia Tenggara, atau mungkin di Asia dan Insha Allah akan menjadi kekuatan baru di Dunia. Who knows?



Follow twitter: @canpratama


Tak ada Kemenangan yang Mudah, Ayo Dukung Komodo!


Setiap kemenangan pasti selalu ada pendukung dibelakangnya, tanpa pendukung kemenangan akan terasa sulit utuk diraih. Dukungan yang baik dan sehat akan membuahkan sebuah kemenangan yang terasa indah, kompetitor tak akan berarti tanpa pendukung, begitu pula sebaliknya.

Kompetitor bukanlah apa2 tanpa pendukung, karena pendukung yang selalu memberi semangat dan mengorbankan apapun demi yg didukung, tak jarang bahkan mengorbankan harta dan benda. Namun, dukungan tanpa keseriusan sang kompetitor juga bagai menulis diatas air, sia-sia.

Kedua komponen ini haruslah saling mendukung dan berkorban, karena tak ada kemenangan yang mudah.

Seperti itu pula lah Taman Nasional Komodo dalam perebutan sebagai 7 keajaiban alam dunia yang baru atau New7Wonders of Nature. Dukungan rakyat Indonesia sangat berarti bagi Taman Nasional Komodo karena hanya Komodo-lah yg bertarung dalam ajang ini sebagai wakil dari Indonesia.

Materi Bukan Alasan
Materi bukanlah alasan yang logis untuk ngga mendukung Komodo, tarif SMS untuk mendukung Komodo hanya Rp.1000/SMS (per-14 Oktober 2011). Namun bagi sebagian kalangan angka tsb masihlah terbilang berat bagi sebagian besar rakyat Indonesia, maka dari itu per-15 Oktober 2011 99% provider seluler di Indonesia ikut mendukung Komodo sebagai salah satu dari New7Wonders of Nature dengan mengurangi jumlah tarif yg awalnya Rp.1000/SMS menjadi Rp.1/SMS.

Ini semua dilakukan demi mendukung Komodo menjadi New7Wonders of Nature yg berarti jika itu benar2 terwujud maka akan menjadi ladang penghasilan bagi saudara kita di kepulauan Komodo, sekaligus meningkatkan turis Internasional yg datang ke Taman Nasional Komodo.

Dimana Posisi Komodo Sekarang?
Saat tulisan ini saya terbitkan, Komodo berada di posisi 12 dari 28 peserta (per 02-10-2011), ini tidaklah menunjukkan tren positif Komodo di N7W of Nature. Komodo harus berada setidaknya di posisi 7 pada akhir pemilihan pada tanggal 11 November 2011(11-11-11) yang berarti kurang dari 1 bulan lagi.

Apa yang Harus Saya Lakukan?
Tentu dukungan ga akan mengalir dengan sendirinya kan? Jadi yang harus anda lakukan hanya mengetik SMS aja, caranya ketik 'Komodo' kirim ke 9818 tarif cuma Rp.1/SMS per-15 Oktober 2011. Murah banget kan? Dari pada SMS ga jelas mending dukung Komodo, nyaris gratis cuy!

Mengapa Saya harus mendukung Komodo?
Pertanyaan yang brilian (atau sebaliknya?)! Anda lahir di Indonesia, tinggal di Indonesia, hidup dari hasil bumi Indonesia, jadi apa yang harus anda lakukan untuk Indonesia? Yap, mendukungnya!

Alasan 'Mengapa Saya harus mendukung Komodo?' selanjutnya adalah Kebangsaan, Indonesia terkenal memiliki ratusan ektik dan bahasa diseluruh penjuru Nusantara, namun inilah yang menjadikan Indonesia istimewa. Walau diisi oleh banyak suku, Indonesia tetaplah satu karena Indonesia memiliki semboyan "Bhinekka Tunggal Ika" yang berarti "Berbeda Tapi Tetap Satu".

Kesulitan bagi warga di kepulauan Komodo adalah kesulitan bagi seluruh bangsa Indonesia, walaupun berbeda suku. Dan kebahagiaan bagi warga di kepulauan Komodo adalah kebahagiaan juga bagi seluruh bangsa Indonesia. Inilah keistimewaan Indonesia.


Cara Mendukung Komodo!
Ada 3 cara mendukung Komodo untuk menjadi New7Wonders of Nature pada 11 November mendatang, pertama melalui pesan singkat (SMS), kedua melalui telpon, dan ketiga melalui website.

-Pesan Singkat (SMS)
Cara mendukung Komodo melalui pesan singkat (SMS) dengan cara: Ketik 'Komodo' kirim ke 9818 tarif Rp.1/SMS (tarif per-15 Oktober 2011)

-Telpon
Ada 3 tahap voting melalui telpon:
1. Hubungi salah satu dari tiga nomor berikut: +1 869 760 5990 / +1 649 339 8080 / +44 758 900 1290
2. Pada akhir pesan, setelah bunyi, masukkan/pencet 4 digit angka nominasi, untuk dukung Komodo kamu cuma perlu pencet 7717
3. Ketika kamu udah denger pesan terima kasih dari operator maka itu berarti kamu udah ngedukung Komodo di New7Wonders of Nature - Dan dukungan kamu udah selesai deh!

-Website
Kalau menurut kamu lewat SMS dan Telpon berat, masih ada satu cara lagi nih buat ngedukung Komodo! Caranya lewat Website Resmi New7Wonders di http://www.new7wonders.com/ kalau ngga ngerti Bahasa Inggris disitu juga udah disediain Bahasa Indonesia juga kok, jadi ngga usah bingung.

Gitu doang ngga susah kan?


Jadi begitulah, dukungan kita untuk Komodo sangat berarti. Jangan sia-siakan kesempatan yang bagus ini demi mengenalkan Indonesia kepada dunia bawa 'Indonesia' itu bukan hanya Bali dan Jakarta aja. Masih banyak tempat yang eksotik di Indonesia, hampir setiap propinsi punya tempat wisata yang menarik, makanya ngga rugi kan dukung Komodo? Hehe
Tapi jangan cuma dukung Komodo aja, soalnya masih banyak tempat eksotik diseluruh Indonesia, promosikan terus Indonesia kepada dunia!


Wassalam, Chandra.


Suporterku, Penjual Merconku



Et daah, apa mau dikata, terlepas dari semua "Faktor X" Indonesia tetap kalah dari Bahrain, dan yang bikin malu adalah banyak petasan yg dibunyikan saat pertandingan berlangsung. -___-
Memalukan!! Mau dibawa kemana muka para penjual petasan??!

Emangnya kaga laku jualannya sampe didemonstrasikan didepan pak presiden SBY dan para menteri + pemain Bahrain dan orang2 dari AFC kalo petasan Indonesia meledaknya heboh gitu?

Kejadian yang terjadi Selasa (6/9/2011) di stadion GBK (Gelora Bung Karno) tsb udah mencoreng wajah Indonesia di mata persepak-bolaan dunia. Gila aje, wong lagi tanding bola kok di mercon? ngarah ke lapangan pula, untung ga kena pemaen. ckck

Mengapa kejadian ini bisa terjadi? Kayanya cuma petugas keamanan GBK deh yg bisa kasi jawaban mengapa para penjual mercon yg terhormat itu bisa masuk stadion membawa merocon.
Kemanaaa kemanaa kemanaa.. Ku haruus menjuaal kemanaa? #abaikan

Dari sekarang mari kita buka mata dan hati kita, bahwa menjual apa lagi mendemonstrasikan petasan/mercon didalam stadion itu melanggar statuta PSSI(Persatuan penjual petasan Segala bentuk dan Segala rupa Indonesia), dan itu bisa dikenakan sanksi dilarang berjualan mercon selama 3 kali lebaran dan 3 kali puasa. Bayangin ga bisa kasi makan anak-bini tuh penjual.

Pliss dehh.. -___- Apa perlu gue BBM Chuck Norris buat ngeluarin jurus Roundhouse Kick-nya biar lo pada kapok bawa mercon ke stadion? Kan ga lucu.. :|

-Chuck Norris saat sesi pemotretan disalah satu majalah di planet Mars-


Makanya kita bersama duduk di DPR untuk merasakan nikmatnya jd anggota legislatif sambil membicarakan wacana SBY(Sesuatu Banget Yahh..) untuk membuat pasar mercon bagi penjualnya, selain memberi solusi pertamuan ini juga akan membuat para Satpol PP lebih mudah untuk merazia penjual mercon. *ya iyalah wong dibikinin pasar terus dirazia -____-

Mungkin aja para pelancong atau turis luar negeri mau membeli oleh2 berupa petasan alis mercon setelah pasar oleh-oleh mercon ini didirikan dan diresmikan, semoga saja. Supaya kedepannya para penjual mercon ini ga menjual dagangan mereka didalam stadion apa lagi mendemonstrasikannya didepan wakil AFC dan para pemain lawan.

Semoga saja wacana ini cepat teralisasikan sebelum Indonesia berjumpa sapa dengan Iran, karena kita tau bahwa Iran adalah negara Nuklir, ibarat sekali sentil balesannya tonjok. Jadi maksud saya begini, kalo kita kasi mereka mercon coba bayangkan mereka akan kasi kita ledakan nuklir. *krik



Salam hormat, Chandra
Sekian-






KEEP IN TOUCH

Followers

Tahukah kamu blog ini ada karena peran AdSense atau iklan?

Tolong matikan Adblock kamu khusus di blog ini jika kamu menghargai tulisan Saya.

Terima kasih! ^^

×