Home » » Blanco Bukan Pesulap!

Blanco Bukan Pesulap!

Luis Manuel Blanco (foto: republika.co.id)
Ketika Harry Houdini muncul dengan trik sulapnya melepaskan diri dari borgol di dalam air atau yang terkenal dengan nama The Chinese Water Torture Cell orang-orang pun dibuat kagum olehnya. Pun demikian dengan trik melepaskan diri dari borgol serta jaket penuh kunci, Houdini dengan sukses membuat orang-orang saat itu berdecak kagum. Bagaimana tidak, saat itu trik sulap hanya terbatas pada permainan kartu, koin dan trik sulap dasar lainnya. Namun Houdini hadir dengan membawa nafas baru dunia magic, yaitu Eskapologis.

Pada masa itu orang mungkin mengira Harry Houdini bermain dengan jin, setan, demit atau apalah sebutannya sehingga dapat lolos dari begitu banyak borgol didalam air dan keluar dengan selamat. Padahal, semua itu sudah dipersiapkan jauh hari dan dipikirkan dengan matang. Sehingga hasil yang didapat pun tak mengecewakan. Jadi, apa yang sebenarnya orang lihat saat pertunjukan hanyalah 'puncak' dari gunung es usaha keras yang dilakukan Houdini jauh hari sebelum itu. Tentu tidak ada yang benar-benar bisa lolos dari begitu banyak borgol dan dalam kondisi tenggelam, kan? Tidak tanpa kerja keras, strategi, dan taktik yang telah dipersiapkan.


Kembali ke abad 21, sang 'Harry Houdini' dari Argentina sedang bekerja keras mempersiapkan tim yang solid demi sebuah pertunjukan. Pertunjukan besar yang telah ditunggu-tunggu oleh berjuta pasang mata Indonesia. Sang 'Harry Houdini' tengah mempersiapkan 'trik-trik sulap'-nya demi memuaskan 'nafsu' prestasi yang telah lama dirindukan oleh para pecinta sepakbola Indonesia. Berbagai strategi dan taktik telah bernanung dikepala sang 'pesulap' dan siap dikeluarkan , ditambah kerja keras dan kemauan bersama yang harus bersinergi dengan eleman lain, yaitu pemain.


Sang 'Harry Houdini' ini tahu betul, skill dan taktik saja tak cukup untuk membuat sebuah pertunjukan yang spektakuler yang dapat mengundang decak kagum dari para penonton setia. 'Harry Houdini' dari Argentina ini mengandalkan kerja keras 'ala orang Eropa dan Amerika Latin untuk membuat sebuah pertunjukan yang spektakuler, dan itu sah-sah saja menurut saya. Mengingat si 'Harry Houdini' dari Argentina ini merupakan mantan pemain Boca Juniors, salah satu tim sukses didunia. Tapi sialnya, si 'Harry Houdini' kita ini malah dikabarkan akan dibebastugaskan. Kok bisa?


Yap, si 'Harry Houdini' yang saya maksud disini adalah Luis Manuel Blanco, pelatih timnas senior Indonesia. Dari berbagai sumber berita nasional yang saya baca, dikabarkan bahwa Blanco akan dicopot posisinya karena mencoret nama-nama pemain yang enggan berlatih 'hanya' karena kelelahan. Namun kemudian BTN menyatakan tetap mempercayakan Blanco diposisi juru racik timnas.


Mari kita perjelas, keputusan Blanco mencoret 14 pemain ini mungkin salah karena tanpa melihat potensi pemain yang dicoret, sebut saja Boaz Solossa, Ahmad Bustomi. Tapi mau sampai kapan? Mau sampai kapan timnas kita diisi pemain yang cepat lelah, padahal hanya baru sebatas berlatih.


Perlu diketahui, timnas yang solid  bukan semata-mata karena para pemain ber-skill dewa, tapi juga dibarengi dengan disiplin dan bekerja keras. Lihat Lionel Messi, Cristiano Ronaldo, Gareth Bale, Xavi Hernandez, apa mereka cuma mengandalkan skill 'dewa' yang mereka miliki? Tidak, mereka adalah pemain ber-skill, disiplin dan pekerja keras, maka hasil yang didapat pun berkali-kali lipat.


Lihat Sergio van Dijk, Victor Igbonefo, Diego Michiels, Stefano Lilipaly, Tonnie Cusell, Raphael Maitimo dan Irfan Bachdim, mereka semua adalah pemain yang dibesarkan di negara penganut sepakbola moderen. Mereka disiplin, pekerja keras dan ber-skill. Mereka sadar akan hal itu dan budaya itu tetap mereka bawa ke Indonesia.


Tapi bukan berarti kita tak memiliki pemain ber-skill dan pekerja keras, ada, kita punya pemain seperti itu. Sebutlah Andik Vermansyah, Kurnia Meiga, Firman Utina, Egi Melgiansyah, Hasyim Kipuw, Taufiq, Toni Sucipto, dll.



Pemain timnas saat latihan di GBK (foto: viva.co.id)
Jadi, marilah berpikir realistis, Blanco bukan pesulap yang bisa merubah timnas Indonesia menjadi sekuat timnas Argentina atau Spanyol dengan seketika, pun demikian dengan para pemain. Mereka bukan Harry Potter dengan mantra-mantra yang ampuh, namun setidaknya mereka masih bisa meniru kerja keras dan kedisiplinan dari Harry Houdini, sang legenda sulap dunia yang bekerja keras dan disiplin demi sebuah pertunjukan spektakuler nan mengagumkan.

Jadi, berjuanglah timnas!! 

In Blanco we trust!


Follow twitter: @canpratama


Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

KEEP IN TOUCH

Followers

Tahukah kamu blog ini ada karena peran AdSense atau iklan?

Tolong matikan Adblock kamu khusus di blog ini jika kamu menghargai tulisan Saya.

Terima kasih! ^^

×